Teman,
kalau kamu melihat poster film ini, bisakah kamu tebak film animasi ini produksi negara mana?
Suami saya baru mendonlotkan film ini pekan lalu untuk Nadya, dan sebagai ibu yang baik, saya ikut duduk manis di sebelah Nadya, ikut menonton dengan tekun. Kali-kali ada bagian-bagian filmnya yang nggak dimengerti Nadya, kan kalau saya ikut nonton, saya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya :p
Opening film mengatakan film ini produksi Silver Ant, saya masih belum punya kecurigaan apa-apa. Saya cuma menebak siapa pun yang membuat film ini, pasti Disney/Pixar/Dreamwork Wannabe, soalnya terlalu banyak gambar tokoh-tokohnya yang mirip dengan tokoh-tokoh di The Little Mermaid, Finding Nemo, juga Shark (eh, Shark produksi Pixar bukan sih?)
Trus penjahatnya mirip sama tokoh Flotsam and Jetsam dari The Little Mermaid.
pinjem gambar dari sini
Ceritanya lumayan bagus, tapi alurnya emang lambat, sih. Nadya saja di tengah-tengah film kehilangan konsentrasi gitu dan akhirnya malah main laptop. Emaknye deh yang mantengin tipi.
Film ini bercerita tentang Pup si bamboo shark (nama kerennya: Hemiscylliidae) yang ingin melindungi saudara-saudaranya (saat itu masih berwujud telur) yang sering dicuri nelayan.
Nah, sebagai bamboo shark, dia punya kemampuan bernapas di darat selama 12 jam, juga bisa berjalan menggunakan siripnya. Berniat menyelamatkan saudara-saudaranya, naiklah dia ke permukaan.
Waktu melihat gambar penduduknya, saya mulai curiga. Kecurigaan itu bertambah saat melihat gambar perkampungan nelayannya. Saya langsung bertanya pada Bapake Nadya, "Oalah, film Malaysia, ya?"
Bapake mengangguk.
pinjem gambar dari sini
pinjem gambar dari sini
Kenapa saya pada awalnya nggak terlalu curiga? Sebab ya, Saudara-Saudara, gambarnya tuh, baguuuuuuuuuuusssss... dan percakapannya full English, nggak ada logat-logat Malay-nya. Karena penasaran, besokannya saya browsing tentang film ini, dan saya ketemu ini.
Men, dia hanya butuh 35 animator! Emang sih, jadinya 3 tahun baru selesai. Tapi men, 35?!!!! Mau nggak mau jadi ngebandingin sama Meraih Mimpi, film animasi Indonesia, butuh 150 animator, 3 tahun juga selesainya. Udah gitu, karena yang ngebiayain Singapura demi kepentingan dunia pendidikan mereka, kayaknya film itu percakapannya dibuat dalam bahasa Inggris, deh. Soalnya suara dengan gerakan mulutnya nggak pas. Apalagi pas bagian Gita Gutawa nyanyi.
Eniwei, balik lagi ke See Food. Coba tebak, dari 35 animator itu, nama siapa yang ditulis di deretan paling atas?
(Saya memang nggak pernah melewatkan bagian paling akhir dari sebuah film animasi, di mana deretan nama-nama animator muncul.)
Dian Anggraini.
Orang Malaysiakah? Orang Chinakah? Orang Indiakah?
Bukan. Orang Indonesia. Bisa intip di sini.
Mungkin Malaysia memang negara tanpa budaya makanya mereka main comot hasil budaya dari sana-sini. Mungkin Silver Ant itu juga baru sampai pada tahap copy the master makanya film ini terlihat nggak punya jati diri alias masih mencontek tokoh-tokoh dari film-film mapan. Tapi kalau kamu sudah nonton film ini, kamu nggak bisa bilang dia jelek.
Yang lebih miris dong, coba tebak lagi, bamboo shark itu ternyata adanya di negara apa saja?
Cek di sini.
Aaaaaaaaaaaaarrrgghhhh... salut buat Animasi Malaysia yang walau penuh tiruan di sana-sini, seenggaknya bisa sukses di dunia internasional.
*nggak tau mesti ketawa miris atau senyum sedih inih..*
wiih keren juga ya si malay ini.. Kita emang udah ketinggalan jauh sama mereka mba.. Patut diacungin jempol juga buat mereka untuk film ini. Smoga aja kedepannya kita tidak selalu ketinggalan sama mereka. Semangat indonesia !!*miris*
BalasHapusSaya jd ikutan bingung mau miris apa salut sama Malaysia. TApi yg jelas saya salut dengan Dian Anggraini. Nah kalau ttg negeri Jiran, menurut saya yg patut di salut'i ya kreatifitas mereka yg bisa combine comot sana-sini jd karya yg go internasional. ATM kali ya = amati, tiru dan modifikasi..
BalasHapusItu film soal kepiting saus padang ya? udang bakar madu, gurame goreng kering, cumi-cumi bakar... eh, itu mah se[a]food ya?
BalasHapushahaha .. senyum miris aja deh buat Malaya
BalasHapus@Desi Sebetulnya soal ide, kita selalu selangkah lebih dulu, Des. Tapi biasalah, kurang modal, pemerintah kita juga nggak peduli sama seni dan animasi. Beda sama pemerintah Malaysia.
BalasHapus@Ririe Khayan Iya, Rie. Saya curiga pemerintah Malaysia sekarang lagi niru Korea dengan demam Hallyunya. Coba aja kita tunggu 10 tahun ke depan.. -__-
BalasHapus@Cindy Wijaya Aaaaaaaaaaaaaaaa.. Cindyyyyyyyyyyyyy.. bikin eyke laper aje ih.. :p
BalasHapus@EYSurbakti Kalau saya, senyumnya campur iri, hehehe..
BalasHapusikutan senyum iri ahhhh
BalasHapusWah.. Kelewat lagi deh sama mereka..
BalasHapusAnimasi lokal Indo kurang dukungan kl ya.. Jadi masih agak mandeq, padahal SDM-nya udah cukup banyak yang bagus2...
katanya Upin & Ipin juga aslinya ide nya orang Indonesia yg tinggal di Malaysia. hihihii... klo dipikir2 banyak org Indonesia yg talented malah karyanya sukses di Malaysia, sedangkan klo di sini mentok. Sementara org2 disini bisanya cuman sirik aja :p
BalasHapus@Mila Said Itulah, Mil. Termasuk gue, langsung ngiri, hehehe.. Tapi ngirinya campur kagum euy, kagum sama pemerintahnya yang mendukung banget :)
BalasHapus@Bebe Iya Be, tepatnya sih, kurang bantuan modal kayaknya. Karena film bioskop animasi Indonesia udah ada dua lho, Homeland dan Meraih Mimpi. Tapi ya itu tadi, film pertama kekurangan modal, film kedua animator Indonesia cuma jadi "buruh gambar"nya.. -___-
BalasHapusjadi pengen nongtong.... pinjem :D
BalasHapus@catumorli Ntar kalau ke KMG bawa flashdisk kapasitas gede, soalnya disimpen di situ, kagak di-burn ke CD. Kalau mau di-burn-in bisa aja sih, tapi ada ongkosnya :p *kakakmatre*
BalasHapusSebenarnya orang indo gak kalah juga ama org malay kok, kekurangan mungkin di dana aja kali ya?
BalasHapusTahu film animasi 3D Rin Tin Tin? Salah satu kru animasinya orang Indo loh!Mbak Rini namanya.
Aku pernah liat karya anak bangsa di youtube, gak kalah keren!
http://youtu.be/4YAUbhF2ihE
hehehe.. tapi yakin deh anak indonesia juga pasti bisa lebih bagus karya2nya.. :)
BalasHapus@Mayya Iya, aku juga ud pernah lihat yang itu. Yang Tin Tin juga aku tau. Tapi ya itu tadi, masih sebatas pekerja di negeri orang..
BalasHapus@Dee Ayu Iya Dee, yakin kok ;)
BalasHapusmh,,,review yang bagus mbak,,,
BalasHapusthanks ya,,,
@Dellakok iri ??
BalasHapus:D
harusnya indonesia bisa seperti itu ya, kan ada bakay meniru :)
BalasHapuslol, posternya kaya "shark tale" campur "finding nemo", ya mbak? :p
BalasHapus@dunia kecil indi Ya kan? ;)
BalasHapus@Lidya - Mama Cal-Vin Sebetulnya malah animator Indonesia udah sampai taraf bisa bikin karakter orisinal lho, Mbak, bukan cuma niru lagi. Tapi ya itu tadi, nggak ada yang mau modalin..
BalasHapus@EYSurbakti Iri dong, sejarah film animasi mereka jauh lebih baru daripada kita, tapi film animasinya udah go internasional.
BalasHapus@obat sakit hepatitis c Sama-sama :)
BalasHapusjadi ngambek niih..hehe..
BalasHapusapa kabar buuu? waduh kangen aku dah lama ga ktemu kitaaaa...
aku blom liatan film ini...
@puteriamirillis Ngambek, gemes, ngiri, campur-campur, Pu :D
BalasHapusKangen juga ih, udah lama banget ya nggak ktemuan :D
itu artinya siput ya..?
BalasHapushehe
Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
BalasHapustetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
penasaran sama filmny mbak, bagi link donlotny dong
BalasHapus:P
Nggak ngerti darimana donlotnya, Ka, orang aku tinggal terima beres dari bapake Nadya, hehehe..
BalasHapushmm, bukbil bingung kalo gitu dhe juga ikutan bingung.. bagaimana kita tertawa saja bukbil, tertawa melihat sinetron kolosal khas indonesia, atau sinetron khas indonesia yang maksa banget.. burung terbang, naga terbang.. -__-
BalasHapus@dhenok habibie Ahahahhaha.. Iya deh, ketawa aja :D
BalasHapus